Daya Tarik Buddhisme
Written by Joqy on 1/08/2008 08:54:00 PMDaya tarik Ajaran Buddha berkembang dengan mantap di seluruh dunia, khususnya bagi mereka yang mencari jawaban di arus globalisasi yang deras ini.
Jumlah pengikut Ajaran Buddha berkembang dengan pesat di banyak bagian dunia, teristimewa di Australia, Amerika Serikat dan banyak negara di Eropa.
Sebagian negara di Asia di mana Ajaran Buddha pernah secara paksa digantikan oleh ajaran komunisme, sekarang muncul kembali dengan gilang gemilang.
Mengapa ketertarikan terhadap Ajaran Buddha ini bertambah besar dan begitu cepat perkembangannya?
Barangkali karena semakin banyak orang yang mengakui fakta-fakta di sekitar Buddhisme. Yaitu:
Agama Buddha mengedepankan PERDAMAIAN yang sebenarnya dan tidak pernah menganjurkan Kekerasan Apapun di atas namanya.
Ajaran Buddha adalah salah satu Agama Dunia yang paling tua, yang hingga kini, mempunyai reputasi terhormat sebagai satu-satunya agama yang belum pernah mempunyai Perang Suci.
Tak ada satu tokoh Buddhis yang pernah maju ke medan perang untuk menaklukkan kafir atau untuk mengubah orang lain menjadi Penganut Ajaran Buddha.
Tak seorangpun yang pernah dihadapkan kepada pedang, atau dihukum gantung atau dengan kata lain dihukum karena tidak percaya pada Ajaran Buddha.
Agama yang menekankan Belas Kasih, Penerimaan dan Kebaikan
Umat Budha dikenal akan keteladanan, kebajikan hati dan keramahan mereka, bersifat menerima dan tidak mengedepankan cara-cara penghakiman.
Hingga saat ini, Buddhisme menyebar ke wilayah yang baru, tidak disebabkan oleh pengaruh Para Misionaris dengan tujuan agresif guna mengubah keyakinan orang lain, tetapi biasanya oleh inisiatif orang lokal yang mempersilahkan atau mengundang para guru agar dapat berbagi ajaran.
Agama yang menyediakan Jalan Terang untuk perkembangan Rohani dan Pribadi.
Ajaran Buddha bukanlah sebuah koleksi Mitos dan Cerita untuk menguji penalaran kita. Juga tidak hadir sebagai misteri yang hanya bisa dimengerti oleh para Biksu, Pandita atau sekelompok orang tertentu yang lebih disukai atau orang–orang Yang Terpilih.
Ajaran Buddha hadir sebagai Jalan Terang yang dapat di percaya dan bisa dilakukan siapa saja menurut pengertian, pemahaman dan kemampuannya sendiri, yang merupakan suatu metode yang dapat diterapkan, dan memberikan hasil yang bisa dialami dengan segera.
Agama yang mengajarkan untuk mengambil Tanggung Jawab Penuh atas Tindakan yang dilakukan.
Buddhisme tidak mencoba menerangkan masalah di dunia sebagai bagian dari rencana misterius Dewata. Tidak menyalahkan sesuatu pada nasib atau wangsit yang manapun terhadap apa saja yang terjadi, baik atau buruk atas pengalaman hidup yang dialami.
Malahan, Buddhisme mengajarkan bahwa kita harus bertanggung-jawab untuk hasil tindakan yang telah dilakukan dan sebagai penentu takdir kita sendiri. Alih–alih menghindar atau lari dari persoalan hidup, kita di anjurkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada tanpa masalah.
Agama yang tidak mempunyai tempat untuk Kepercayaan Buta atau Pemujaan yang Tidak melalui Penalaran.
Banyak agama yang menekankan pada dogma dan menuntut pengikutnya untuk percaya secara membabi buta, hal ini menjadi aneh atau tanpa dasar dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Buddhisme tidak mempunyai doktrin seperti itu.
Buddha tidak menginginkan umatnya untuk percaya kepadanya secara membuta, melainkan mengajarkan pengikutnya untuk berpikir, untuk mempertanyakan dan untuk memahami ajarannya berdasarkan pengertian.
Ajaran tentang keterbukaan pikiran dan hati yang simpatik, yang menerangi dan menghangatkan alam semesta dengan sinar Kebijaksanaan dan Belas Kasih. Oleh karena itu Ajaran Buddha disebut Agama yang berdasarkan Analisis.
EHIPASSIKO Datang dan Lihatlah Sendiri, Agama yang menyambut baik Pertanyaan dan Pemeriksaan ke dalam Ajarannya sendiri.
Kebebasan berpikir sungguh penting. Ajaran Buddha dijalankan secara Ehipassiko, yang artinya mengundang untuk Datang dan Bukti kan, bukan Datang dan Percaya begitu saja. Ajaran yang membuka diri untuk ditelaah, diamati dan diselidiki. Tidak ada kewajiban atau paksaan apapun agar percaya atau menerima Ajaran Buddha.
Buddha menunjukkan Jalan Keselamatan, selanjutnya terserah setiap insan untuk memutuskan mau mengikutinya atau tidak. Buddha mengibaratkan Ajarannya sebagai RAKIT.
Agama yang menekankan nilai–nilai Universal
Ajaran yang menitik beratkan pada Kebahagiaan Sejati Bagi Semua Mahluk. Ajaran yang dapat dipraktekkan dalam masyarakat atau dalam pertapaan, oleh semua ras dan sistem kepercayaan. Ajaran yang sama sekali tidak memihak, sehingga tidak ada ‘TEROR’ di dalam Agama Buddha. Ajaran yang membebaskan umatnya dari cengkraman para Imam dan juga merupakan Jalan agar Bebas dari Kemunafikan dan Penindasan Keagamaan.
Buddhisme mengajarkan bahwa "Sesuai dengan benih yang telah ditabur, begitulah buah yang akan dituai. la yang berbuat baik akan menerima kebaikan, ia yang berbuat jahat akan menerima kejahatan". Hukum yang berlaku secara universal tanpa memerlukan Label Keagamaan.
Agama yang selaras dengan ilmu Pengetahuan Modern dan merupakan Agama Masa Depan
Ajaran Buddha tidak pernah merasa perlu untuk memberikan tafsiran baru terhadap ajarannya (kitab sucinya) atas Penemuan Ilmiah yang ada belakangan ini. Ilmu Pengetahuan tidak pernah bertentangan dengan Buddhisme, karena Ajarannya yang bersifat Ilmiah.
Asas-asas Buddhisme dapat dipertahankan dalam keadaan apapun tanpa mengubah gagasan dasar. Ajaran Buddha dihargai sepanjang masa, oleh para cendikiawan, ilmuwan, ahli filsafat, kaum rasionalis, bahkan para pemikir bebas.
Inilah beberapa fakta yang telah menjadi daya tarik Buddhisme, sejak zaman dahulu, zaman kini hingga di waktu yang akan datang.
Jumlah pengikut Ajaran Buddha berkembang dengan pesat di banyak bagian dunia, teristimewa di Australia, Amerika Serikat dan banyak negara di Eropa.
Sebagian negara di Asia di mana Ajaran Buddha pernah secara paksa digantikan oleh ajaran komunisme, sekarang muncul kembali dengan gilang gemilang.
Mengapa ketertarikan terhadap Ajaran Buddha ini bertambah besar dan begitu cepat perkembangannya?
Barangkali karena semakin banyak orang yang mengakui fakta-fakta di sekitar Buddhisme. Yaitu:
Agama Buddha mengedepankan PERDAMAIAN yang sebenarnya dan tidak pernah menganjurkan Kekerasan Apapun di atas namanya.
Ajaran Buddha adalah salah satu Agama Dunia yang paling tua, yang hingga kini, mempunyai reputasi terhormat sebagai satu-satunya agama yang belum pernah mempunyai Perang Suci.
Tak ada satu tokoh Buddhis yang pernah maju ke medan perang untuk menaklukkan kafir atau untuk mengubah orang lain menjadi Penganut Ajaran Buddha.
Tak seorangpun yang pernah dihadapkan kepada pedang, atau dihukum gantung atau dengan kata lain dihukum karena tidak percaya pada Ajaran Buddha.
Agama yang menekankan Belas Kasih, Penerimaan dan Kebaikan
Umat Budha dikenal akan keteladanan, kebajikan hati dan keramahan mereka, bersifat menerima dan tidak mengedepankan cara-cara penghakiman.
Hingga saat ini, Buddhisme menyebar ke wilayah yang baru, tidak disebabkan oleh pengaruh Para Misionaris dengan tujuan agresif guna mengubah keyakinan orang lain, tetapi biasanya oleh inisiatif orang lokal yang mempersilahkan atau mengundang para guru agar dapat berbagi ajaran.
Agama yang menyediakan Jalan Terang untuk perkembangan Rohani dan Pribadi.
Ajaran Buddha bukanlah sebuah koleksi Mitos dan Cerita untuk menguji penalaran kita. Juga tidak hadir sebagai misteri yang hanya bisa dimengerti oleh para Biksu, Pandita atau sekelompok orang tertentu yang lebih disukai atau orang–orang Yang Terpilih.
Ajaran Buddha hadir sebagai Jalan Terang yang dapat di percaya dan bisa dilakukan siapa saja menurut pengertian, pemahaman dan kemampuannya sendiri, yang merupakan suatu metode yang dapat diterapkan, dan memberikan hasil yang bisa dialami dengan segera.
Agama yang mengajarkan untuk mengambil Tanggung Jawab Penuh atas Tindakan yang dilakukan.
Buddhisme tidak mencoba menerangkan masalah di dunia sebagai bagian dari rencana misterius Dewata. Tidak menyalahkan sesuatu pada nasib atau wangsit yang manapun terhadap apa saja yang terjadi, baik atau buruk atas pengalaman hidup yang dialami.
Malahan, Buddhisme mengajarkan bahwa kita harus bertanggung-jawab untuk hasil tindakan yang telah dilakukan dan sebagai penentu takdir kita sendiri. Alih–alih menghindar atau lari dari persoalan hidup, kita di anjurkan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada tanpa masalah.
Agama yang tidak mempunyai tempat untuk Kepercayaan Buta atau Pemujaan yang Tidak melalui Penalaran.
Banyak agama yang menekankan pada dogma dan menuntut pengikutnya untuk percaya secara membabi buta, hal ini menjadi aneh atau tanpa dasar dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Buddhisme tidak mempunyai doktrin seperti itu.
Buddha tidak menginginkan umatnya untuk percaya kepadanya secara membuta, melainkan mengajarkan pengikutnya untuk berpikir, untuk mempertanyakan dan untuk memahami ajarannya berdasarkan pengertian.
Ajaran tentang keterbukaan pikiran dan hati yang simpatik, yang menerangi dan menghangatkan alam semesta dengan sinar Kebijaksanaan dan Belas Kasih. Oleh karena itu Ajaran Buddha disebut Agama yang berdasarkan Analisis.
EHIPASSIKO Datang dan Lihatlah Sendiri, Agama yang menyambut baik Pertanyaan dan Pemeriksaan ke dalam Ajarannya sendiri.
Kebebasan berpikir sungguh penting. Ajaran Buddha dijalankan secara Ehipassiko, yang artinya mengundang untuk Datang dan Bukti kan, bukan Datang dan Percaya begitu saja. Ajaran yang membuka diri untuk ditelaah, diamati dan diselidiki. Tidak ada kewajiban atau paksaan apapun agar percaya atau menerima Ajaran Buddha.
Buddha menunjukkan Jalan Keselamatan, selanjutnya terserah setiap insan untuk memutuskan mau mengikutinya atau tidak. Buddha mengibaratkan Ajarannya sebagai RAKIT.
Agama yang menekankan nilai–nilai Universal
Ajaran yang menitik beratkan pada Kebahagiaan Sejati Bagi Semua Mahluk. Ajaran yang dapat dipraktekkan dalam masyarakat atau dalam pertapaan, oleh semua ras dan sistem kepercayaan. Ajaran yang sama sekali tidak memihak, sehingga tidak ada ‘TEROR’ di dalam Agama Buddha. Ajaran yang membebaskan umatnya dari cengkraman para Imam dan juga merupakan Jalan agar Bebas dari Kemunafikan dan Penindasan Keagamaan.
Buddhisme mengajarkan bahwa "Sesuai dengan benih yang telah ditabur, begitulah buah yang akan dituai. la yang berbuat baik akan menerima kebaikan, ia yang berbuat jahat akan menerima kejahatan". Hukum yang berlaku secara universal tanpa memerlukan Label Keagamaan.
Agama yang selaras dengan ilmu Pengetahuan Modern dan merupakan Agama Masa Depan
Ajaran Buddha tidak pernah merasa perlu untuk memberikan tafsiran baru terhadap ajarannya (kitab sucinya) atas Penemuan Ilmiah yang ada belakangan ini. Ilmu Pengetahuan tidak pernah bertentangan dengan Buddhisme, karena Ajarannya yang bersifat Ilmiah.
Asas-asas Buddhisme dapat dipertahankan dalam keadaan apapun tanpa mengubah gagasan dasar. Ajaran Buddha dihargai sepanjang masa, oleh para cendikiawan, ilmuwan, ahli filsafat, kaum rasionalis, bahkan para pemikir bebas.
Inilah beberapa fakta yang telah menjadi daya tarik Buddhisme, sejak zaman dahulu, zaman kini hingga di waktu yang akan datang.
0 comments: Responses to “ Daya Tarik Buddhisme ”